Seksualitas dan Budaya

Perbedaan Seks dan Seksualitas

Seksualitas merupakan hal yang sulit untuk didefinisikan karena menyangkut banyak aspek kehidupan dan diekspresikan dalam bentuk perilaku yang beraneka ragam. Sedangkan kesehatan seksual telah didefinisikan oleh WHO (1975) sebagai “pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dengan cara yang positif, memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta”. Definisi ini mencakup dimensi biologi, psikologi dan sosiokultural yang notabene melingkupi seksualitas itu sendiri.

Sebagian besar orang, saat mendengar kata seksualitas mungkin sebatas berpikir dan memahami sebagai isu biologis dan hubungan seks semata, hubungan seks yang dimaksudkan pun direduksi lagi menjadi hanya pada hubungan badan antara laki-laki dan perempuan (heteroseksual). Pikiran tersebut adalah sepenuhnya tidaklah keliru namun tidak tepat dan cenderung didefinisikan secara sempit. Padahal, seksualitas jauh lebih luas dari sekadar persoalan biologis, apalagi hanya urusan hubungan badan.

Seksualitas mencakup seluruh kompleksitas emosi, perasaan, kepribadian, sikap dan bahkan watak sosial, berkaitan dengan perilaku dan orientasi atau preferensi seksual. Seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang mengalami, menghayati dan mengekspresikan diri sebaga mahluk seksual, dengan kata lain tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bertindak berdasarkan posisinya sebagai makhluk seksual, yaitu bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi. Seksualitas manusia (human sexuality) merupakan topik yang kompleks dan sensitif. Ruang lingkupnya meliputi perilaku, sikap, kepercayaan, nilai-nilai dan norma, orientasi, dsb., seksual seseorang atau suatu kelompok masyarakat; dan hubungannya dengan aspek-aspek kehidupan lainnya, seperti keluarga, kesehatan, hukum, pendidikan, ekonomi, jender, bahkan politik dan agama (Mauro, 1995; King, Camp, & Downey, 1991). Sifatnya yang sensitif karena menyangkut hal-hal yang bersifat sangat pribadi.

Intinya adalah hubungan seks hanyalah salah satu aspek. Seksualitas mencakup banyak hal diluar itu. Segala sesuatu yang ada kaitannya dengan seks (ada kaitan dengan kelamin) tercakup di dalamnya. Menurut Zawid (1994), kata seks / sex sering digunakan dalam dua hal, yaitu:

  • Aktivitas seksual genital, yaitu hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital)
  • Sebagai label gender (jenis kelamin), Sex lebih berkonotasi pada perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin. Sedangkan seksualitas memiliki arti yang lebih luas karena meliputi bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunuksikan perasaan tersebut terhadap orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti, sentuhan, ciuman, pelukan, senggama, atau melalui perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, etiket, berpakaian, dan bahasa atau perbendaharaan kata.